Daftar Isi

WELCOME TO THIS BLOG

Friday 3 July 2009

PERS RELEASE KONSULTASI PUBLIK DENGAN ANGGOTA DPRD SLEMAN TERPILIH KAMIS, 2 JULI 2009

Dalam rangka membina forum komunikasi antara difabel dengan anggota dewan terpilih di daerah Sleman, Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (Sigab) mengadakan kegiatan konsultasi public yang dihadiri oleh caleg terpilih dengan perwakilan-perwakilan organisasi difabel yang dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Juli 2009 di gedung Op Room Pemda kabupaten Sleman. Acara ini dihadiri oleh 48 perwakilan dari organisasi-organisasi difabel di kabupaten Sleman dan 4 anggota DPR terpilih kabupaten Sleman. Di antara para anggota dewan terpilih yang hadir adalah Nur Sasongko (PAN), Sofyan S. Darman (PKS), Ngabidah (Demokrat), dan Huda (PKS).

Dalam acara ini para perwakilan dari organisasi-organisasi difabel diberi kesempatan untuk menyampaikan berbagai permasalahan-permasalahan yang dialami oleh difabel. Mereka banyak mengungkapkan masalah-masalah dalam bidang pendidikan, seperti adanya kesempatan masuk sekolah yang dibatasi, biaya pendidikan yang terlalu tinggi dan sebagainya. Disamping itu, mereka juga banyak mengungkapkan permasalahan-permasalahan seputar kesehatan, seperti adanya jaminan kesehatan yang pada kenyataannya sulit diakses untuk semua kalangan dan sebagainya. Menurut direktur Sigab, M. Joni Yulianto, S.Pd. M.A menyatakan bahwa ada empat hal yang harus diperjuangkan terkait dengan isu-isu difabel yaitu: pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan aksesibilitas.

Ketika diwawancarai, M. Joni Yulianto, S.Pd. M.A juga menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk membina komunikasi yang baik antara anggota DPRD Sleman dengan kaum difabel. Namun sangat disayangkan, dari jumlah anggota DPRD yang diundang sejumlah 35 orang hanya ada 4 anggota DPRD yang hadir. Sementara dari jumlah difabel yang diundang sejumlah 100 orang hanya 48 orang yang hadir. Hal ini menunjukan belum adanya komitmen yang kuat dari pihak DPRD maupun difabel untuk bersama-sama membangun suatu tatanan kehidupan yang aksesibel bagi semua orang. Jika dibandingkan jumlah anggota DPRD yang hadir ketika itu dengan jumlah difabel yang hadir adalah 48% berbanding 11.42%. Hal ini menunjukan bahwa jumlah difabel yang hadir atau mempunyai komitmen lebih banyak daripada anggota DPRD. Namun kita perlu menggaris bawahi bahwa lebih banyaknya jumlah difabel yang hadir daripada anggota dewan lebih diakibatkan oleh karena mereka memang mempunyai kepentingan dengan anggota dewan.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda.